Dampak Negatif Penggunaan Bensin
dalam Kehidupan Sehari-hari
Oleh: Anastasia Sherin XI-3/02
Bensin berfungsi sebagai bahan bakar,
oleh karena itu pada proses pembakarannya akan menghasilkan zat sisa
pembakaran. Hal inilah yang menjadi masalah dari penggunaan bahan bakar ini.
Zat sisa pembakarannya merupakan komponen utama penyebab polusi udara. Dengan
demikian, makin tingginya tingkat konsumsi bahan bakar, semakin tinggi pula
risiko pencemaran udara.
Akan tetapi, tingginya penggunaan bahan bakar ini dapat
meningkatkan kadar gas karbon dioksida di atmosfer. Akibatnya, timbul fenomena
alam yang disebut efek rumah kaca atau pemanasan global, karena sinar matahari
yang masuk ke bumi tidak bisa dipantulkan keluar akibat gas karbon dioksida
yang melapisi atmosfer. Kenyataannya dapat dirasakan saat ini. Suhu bumi
menjadi tidak stabil dan cuaca pun tidak menentu.
Apabila pasokan oksigen di udara tidak memadai, bahan bakar
ini akan mengalami pembakaran tidak sempurna. Hasil dari pembakaran tidak
sempurna ini akan membentuk senyawa karbon monoksida (CO) dan jelaga (karbon
padat). Jelaga adalah partikel berbahaya yang dapat masuk ke paru-paru dan
merusak sistem jaringan tubuh. Jelaga yang bersarang di paru-paru ini
dikhawatirkan sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker paru-paru.
Sementara itu, karbon monoksida merupakan senyawa hasil
pembakaran yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Senyawa ini sifatnya lebih
reaktif daripada gas oksigen. Sehingga apabila senyawa ini masuk ke dalam tubuh
manusia, sifatnya akan berkompetisi dengan gas oksigen.
Di dalam jaringan darah, hemoglobin tidak dapat membedakan
karbon monoksida dengan oksigen karena keduanya mempunyai sifat yang mirip. Oleh
karena itu, jika gas karbon monoksida masuk ke dalam tubuh, hemoglobin akan
berikatan dengan karbon monoksida. Hal ini menyebabkan darah menjadi kekurangan
oksigen dan dapat mengakibatkan kematian.
Penambahan TEL untuk meningkatkan bilangan oktan juga
memiliki dampak yang berbahaya. Akibat dari penambahan TEL yaitu akan
menghasilkan senyawa timbal oksida (PbO) berwarna hitam yang tertimbun di dalam
mesin kendaraan dan menempel di saluran knalpot. Agar senyawa timbal oksida ini
tidak terbentuk biasanya ditambahkan senyawa 1,2-dibromo metana. Contoh bensin
yang menggunakan MTBE adalah petramax dan petramax plus.
Akan tetapi, penambahan 1,2-dibromo metana ini juga tidak
dapat memecahkan masalah pencemaran lingkungan. Proses pembakarannya akan
menghasilkan senyawa timbal bromida (PBr2) yang sifatnya mudah menguap ke
udara. Senyawa ini jelas akan menambah jenis polutan di udara. Memang
dengan ditambahkannya senyawa ini, knalpot akan terhindar dari kotor akibat
senyawa timbal oksida. Tetapi bahayanya, senyawa ini sifatnya akan berubah
menjadi sangat beracun pada ambang batas tertentu.
Oleh karena itu, dianjurkan sekali untuk mengurangi konsumsi
bahan bakar kendaraan. Walaupun bahan bakar merupakan kebutuhan penting untuk
saat ini, tetapi ingatlah bahwa kesehatan merupakan kebutuhan yang paling
utama. Tidak hanya kesehatan diri pribadi, mengurangi konsumsi bahan bakar pun
dapat menjaga keseimbangan lingkungan.
Sumber referensi:

Benefits of Using a Samsung Gear VR for Senses | TITNC
BalasHapusYou don't need a Samsung Gear microtouch titanium VR 2019 ford edge titanium for sale to use glasses in your body. titanium belly rings They'll work fine, but they won't work with VR glasses. titanium cookware There's no blue titanium cerakote reason you should