Rabu, 20 Agustus 2014

Dampak Negatif Penggunaan Bensin dalam Kehidupan Sehari-hari

Dampak Negatif Penggunaan Bensin dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh: Anastasia Sherin XI-3/02
Bensin berfungsi sebagai bahan bakar, oleh karena itu pada proses pembakarannya akan menghasilkan zat sisa pembakaran. Hal inilah yang menjadi masalah dari penggunaan bahan bakar ini. Zat sisa pembakarannya merupakan komponen utama penyebab polusi udara. Dengan demikian, makin tingginya tingkat konsumsi bahan bakar, semakin tinggi pula risiko pencemaran udara.

Akan tetapi, tingginya penggunaan bahan bakar ini dapat meningkatkan kadar gas karbon dioksida di atmosfer. Akibatnya, timbul fenomena alam yang disebut efek rumah kaca atau pemanasan global, karena sinar matahari yang masuk ke bumi tidak bisa dipantulkan keluar akibat gas karbon dioksida yang melapisi atmosfer. Kenyataannya dapat dirasakan saat ini. Suhu bumi menjadi tidak stabil dan cuaca pun tidak menentu.

Apabila pasokan oksigen di udara tidak memadai, bahan bakar ini akan mengalami pembakaran tidak sempurna. Hasil dari pembakaran tidak sempurna ini akan membentuk senyawa karbon monoksida (CO) dan jelaga (karbon padat). Jelaga adalah partikel berbahaya yang dapat masuk ke paru-paru dan merusak sistem jaringan tubuh. Jelaga yang bersarang di paru-paru ini dikhawatirkan sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker paru-paru.

Sementara itu, karbon monoksida merupakan senyawa hasil pembakaran yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Senyawa ini sifatnya lebih reaktif daripada gas oksigen. Sehingga apabila senyawa ini masuk ke dalam tubuh manusia, sifatnya akan berkompetisi dengan gas oksigen.

Di dalam jaringan darah, hemoglobin tidak dapat membedakan karbon monoksida dengan oksigen karena keduanya mempunyai sifat yang mirip. Oleh karena itu, jika gas karbon monoksida masuk ke dalam tubuh, hemoglobin akan berikatan dengan karbon monoksida. Hal ini menyebabkan darah menjadi kekurangan oksigen dan dapat mengakibatkan kematian.

Penambahan TEL untuk meningkatkan bilangan oktan juga memiliki dampak yang berbahaya. Akibat dari penambahan TEL yaitu akan menghasilkan senyawa timbal oksida (PbO) berwarna hitam yang tertimbun di dalam mesin kendaraan dan menempel di saluran knalpot. Agar senyawa timbal oksida ini tidak terbentuk biasanya ditambahkan senyawa 1,2-dibromo metana. Contoh bensin yang menggunakan MTBE adalah petramax dan petramax plus.

Akan tetapi, penambahan 1,2-dibromo metana ini juga tidak dapat memecahkan masalah pencemaran lingkungan. Proses pembakarannya akan menghasilkan senyawa timbal bromida (PBr2) yang sifatnya mudah menguap ke udara. Senyawa ini jelas akan menambah jenis polutan di udara. Memang dengan ditambahkannya senyawa ini, knalpot akan terhindar dari kotor akibat senyawa timbal oksida. Tetapi bahayanya, senyawa ini sifatnya akan berubah menjadi sangat beracun pada ambang batas tertentu.

Oleh karena itu, dianjurkan sekali untuk mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan. Walaupun bahan bakar merupakan kebutuhan penting untuk saat ini, tetapi ingatlah bahwa kesehatan merupakan kebutuhan yang paling utama. Tidak hanya kesehatan diri pribadi, mengurangi konsumsi bahan bakar pun dapat menjaga keseimbangan lingkungan.

Sumber referensi:


1 komentar:

  1. Benefits of Using a Samsung Gear VR for Senses | TITNC
    You don't need a Samsung Gear microtouch titanium VR 2019 ford edge titanium for sale to use glasses in your body. titanium belly rings They'll work fine, but they won't work with VR glasses. titanium cookware There's no blue titanium cerakote reason you should

    BalasHapus